#WASPADA!
Waspada EKSHIBITIONISME!
Oleh Hyosa
Apa itu Ekshibitionisme?
Mungkin beberapa orang sudah tidak asing dengan istilah ini. Namun, saya ingin mengulas kembali untuk menambah pengetahuan sebagai makhluk sosial.
Saya pribadi, baru kali ini mendengar istilah Ekshibitionisme.
Ekshibitionisme adalah perilaku yang didorong oleh kelainan seksual.
Ini termasuk sekelompok penyimpangan seksual, sama halnya seperti homoseksual, sodomi, dan sebagainya.
Ekshibitionis dilakukan oleh pelaku dengan cara memamerkan alat kelamin di depan lawan jenisnya.
(Nah selama ini, kalau menyebutkan seperti yang di atas biasanya saya bilang saja stress ๐
Pengetahuan itu memang sangat penting.)
Itu bukan Stres melainkan prilaku seks yang menyimpang. Biasanya pelaku akan mendapatkan kepuasan tersendiri saat sedang melakukan aksinya.
Seorang Ekshibsionis akan melakukan aksinya di manapun mereka inginkan. Tak jarang di keramaian seperti, angkot, jalanan, kereta dan tempat tunggu lainnya.
Korbannya bisa jadi anak-anak, remaja, ibu-ibu bahkan wanita lanjut usia.
Saya juga baru tahu, pelaku Ekshibision ini cenderung menginginkan ekspresi terkejut, ketakutan, dan trauma dari korban. Ketika korban menunjukkan eksoresi tersebut, maka pelaku akan mendapatkan apa yang ingin ia rasakan. Termasuk Mastrubasi, ketika pelaku mencapai ini. Maka ia telah mendapatkan apa yang ia inginkan.
Pelaku Ekshibisonis akan mengulangi hal ini pada korban lainnya.
Ngeri bukan?
Bagaimana memamerkan #Nganu menjadi hal yang biasa baginya. Sedangkan korban akan mengalami trauma dengan kejadian seperti ini.
Beberapa kejadian telah dilaporkan oleh korban-korban eksibisionis ini.
Salah satunya seorang wanita yang sedang naik angkot di daerah Jakarta. (Ini barusan saya lihat di siaran televisi Nasional)
Wanita ini naik angkot untuk pergi bekerja. Di angkot bukan hanya dia seorang diri. Ada wanita lain dan seorang Bapak paruh baya.
Si Bapak duduk tepat berhadapan dengannya. Namun tiba-tiba Bapak yang membawa sebuah map kecil ini membuka kakinya yang sebelumnya rapat. Wanita ini terkejut saat melihat alat vital si Bapak terlihat. Dia sengaja membuka resletingnya sejak lama, lalu organ vitalnya terlihat jelas.
Karena Wanita ini merasa terancam, dia segera membuka gadgetnya kemudian merekam aksinya untuk melaporkan ke petugas setempat.
Melihat aksinya direkam pria ini menutup kembali kakinya. Dia menambah tutupan kakinya dengan map yang ia pegang.
Si Wanita sudah melaporkan hal ini kepada pihak yang berwajib, beserta ciri-ciri pria tersebut.
Tentu saja ketika diwawancarai si Wanita ini mengalami shock dan trauma dengan kejadian ini. Dia sudah menjadi korban pelecehan seksual dari si Bapak. Sejak itu dia trauma jika melihat pria atau Bapak-bapak yang tidak dia kenal.
Dari kisah ini ternyata masih banyak lagi yang menjadi korban Ekshibisionisme. Tidak jarang pelaku Ekshibisionis ini mengejar korban.
Nah bagaimana cara menghindari pelaku eksibisionisme?
Wanita adalah sasaran utama para pelaku penyimpangan seks. Termasuk eksibisionisme.
Ada beberapa tips saat kita melihat atau menjadi korban pelaku Ekshibisionisme.
1. Saat berada di keramaian tetaplah waspada. Jika berada di dalam angkot atau kereta perhatikan cara duduk kita. Jangan memancing lawan jenis untuk melakukan hal-hal di luar dugaan.
2. Pilihlah tempat duduk yang aman bagi wanita, misalnya di kumpulan para wanita pula. (Ini jika memungkinkan, karena yang namanya fasilitas umum tidak bisa ditebak terkadang laki-laki dan perempuan berdesak-desakkan.
3. Jika memang ternyata anda berada pada titik korban. Gelagat orang yang akan melakukan hal-hal menyimpang, seperti memamerkan alat vitalnya. Sebaiknya anda tetap tenang jika keadaan sepi. Jika ramai langsung mintai tolong atau laporkan pelaku.
4. Jika dalam keadaan sepi, baiknya berikan ekspresi tidak perduli, jijik, dan jauhi sebisa mungkin. Jangan histeris dan #Kementikkan (Bahasa saya ๐
maksudnya kecentilan) Ini akan menambah gairah pelaku. Seorang Eksibisionis akan merasa berhasil jika korbannya ketakutan.
5. Menjauhinya adalah hal yang paling utama, lalu hafalkan ciri-ciri pria itu. Jika memungkinkan untuk mengambil capture wajahnya dari kejauhan. (Jangan sampai menjadi keharusan, lebih bahaya jika dia tahu dan akan melakukan lebih dari sekedar memamerkan.) Kemudian laporkan pada pihak yang berwajib.
6. Jangan takut untuk melaporkan eksibisionisme. Karena pelaku Eksibitionis terancam dalam aturan undang-undang di Indonesia. Pelaku Eksibitionisme diancam hukuman maksimal 10 Tahun penjara. (UU NO. 44 pasal 10 Tahun 2008)
๐Untuk para pengidap Ekshibitionis sendiri, ayo segera berobat dan melakukan terapi. Jangan pernah malu untuk merubah pola hidup yang salah dan kelainan seperti eksibitionis. Berusahalah untuk membuka diri mengakui pada keluarga, jangan malu. Karena semua penyakit seperti itu bisa dicegah dan diobati.
Demikianlah sedikit curcol saya. Semoga bermanfaat.